Masyarakat dan Dayah


Dalam bulan Ramadhan,  pesantren kembali ramai khususnya menjelang shalat Tarawih. Tgk Hasbi mengatakan, setiap malam 500 warga Bayu dan sekitarnya memenuhi pekarangan masjid untuk melaksanakan shalat Tarawih bersama.  Sebelum Ramadhan, dayah ini juga menggelar pengajian saban hari untuk masyarakat umum. “Masyarakat harus  diajarkan dan diberi pemahaman yang kuat soal akidah. Makanya kami membuka kesempatan yang luas untuk mengaji di sini,” kata Tgk Hasbi. 
Perhatian Tgk Hasbi yang  besar terhadap umat inilah mungkin yang mengantarkan Tgk Hasbi terpilih sebagai Ketua Rabithah Thaiban Aceh beberapa tahun yang lalu, mengalahkan kandidat lain untuk posisi organisasi para santri se-Aceh itu. Dikatakan Tgk Hasbi,  beban sebagai seorang pimpinan dayah sangat besar, karena harus membimbing masyarakat sesuai dengan perintah Allah Swt dan Rasul. Begitu pun, sejak dayah didirikannya tahun 2006 yang lalu, banyak yang mendukung dan membantunya. ”Saya memang tak pernah punya rencana membuat dayah, karena keterbatasan ilmu dan kemampuan keuangan, tapi Alhamdulillah dengan dukungan Abu-abu dayah ini sudah berdiri,” kata mantan santri  Dayah Babussakdah, Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada. 
Sebuah dayah, seperti halnya lembaga pendidikan yang lain, kata dia,  baru memberi manfaat ketika mampu  melibatkan masyarakat sebanyak-banyaknya. “Banyak orang yang pandai, tapi tidak  punya dasar agama yang kuat. Itu sebabnya, saya berharap masyarakat tidak meninggalkan dayah,” kata dia.

Komentar

Postingan Populer