Rabithah Thaliban Aceh


Rabithah Thaliban
Awalnya Rabithah Thaliban adalah organisasi masyarakat (ormas) yang didirikan oleh 500 santri dalam Musyawarah Santri Dayah Se-Aceh pada awal masa reformasi politik. Saat itu  tanggal 7 April 1999. Kelahiran lembaga yang kemudian diberi nama Rabithath Thaliban Aceh, ini disemangati oleh keinginan besar untuk mengembangkan peran-peran dayah dalam bidang gerakan sosial-keagamaan di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Nilai-nilai ajaran islam ahlus sunah waljama’ah (sunny) diyakini sebagai kekuatan sosial-kultural yang membentuk karakter masyarakat aceh yang ditransformasikan melalui dayah-dayah yang tesebar luas di seluruh penjuru NAD, serta senantiasa relevan merespon perkembangan kehidupan dunia dari waktu ke waktu.

Kegiatan sebelum gempa dan tsunami diantaranya:

  1. Mendata dayah-dayah se NAD
  2. Melakukan kegiatan dakwah baik secara langsung dalam manyarakat melalui majlis-majlis ta’lim maupun dalam bentuk pelatihan-pelatihah dai se NAD asistensi dan pembinaan kependidikan di dayah-dayah
  3. Mendirikan dayah
  4. Mengembangkan kreatifitas santri menulis karya ilmiah, qira'atul kutub se NAD
  5. Serta kegiatan sosial lain seperti rehabilitasi anak yatim dan resolusi konflik.

Sektretariat pengurus besar RTA terletak di Banda Aceh, memiliki cabang-cabang organisasi yang tesebar di 20 kabupaten di NAD, yaitu; Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tengah, Bener Meriah, Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Tamiang, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Sabang. Tiap-tiap cabang menjangkau seluruh santri di dayah-dayah sebagai konstituen utamanya.

Sebelum gempa dan tsunami, anggota Ikatan Santri Dayah NAD tercacat sebanyak 75.000 orang santri. Sebagian besar anggota terdiri dari santri-santri yang tersebar di 500 dayah se NAD. Sebagian besar yang lain adalah mahasiswa alumni-alumni dayah.

Komentar

Postingan Populer